Jumat, 02 Juni 2017

PUASA JANGAN BANYAK MAKAN SAAT SAHUR DAN BUKA

*JANGAN KEBANYAKKAN MAKAN, APALAGI SAAT PUASA*

Kita tau bahwa syaithan dibelenggu saat bulan Ramadhan,
Keburukan tidak hanya datang dari syaithan semata, kekuatan mereka memang melemah untuk membisikkan keburukkan kepada kita,
Namun ingatlah!!!!
Kita sebagai manusia memiliki _*FUJUUR*_ sehingga mendorongnya tetap melakukan hal2 yang makruh bahkan yang haram.
Termasuk hal2 yang makruh adalah makan berlebihan

Allah 'azza wa jalla berfirman:
*_"Makan dan minumlah, dan jangan berlebihan..."_* (TQS. Al-A'raf : 31)

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
*_"tidaklah bani Adam memenuhi tempat yang paling buruk selain perutnya..."_* (THR. Tirmidzi)

Perut adalah sumber penyakit,karena asupan manusia akan diproses (dicerna) di perut dan disebarkan ke seluruh tubuh

Ibnul Qayyim Al-Juziyyah berkata:
*_"ada 3 tingkatan orang yang makan, Kebutuhan;kecukupan;kelebihan, sedangkan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan makan sesuai kecukupan...*"_

*PENGARUH KEBANYAKKAN MAKAN*

Nasehat Imam Syafi’i rahimahullah.
Abu ‘Awanah Al Isfiroyaini berkata bahwa Ar Robi berkata bahwa ia mendengar Imam Asy Syafi’i berkata,
ما شبعت منذ ست عشرة سنة إلا مرة، فأدخلت يدي فتقيأتها
*_“Aku tidaklah pernah kenyang selama 16 tahun kecuali sekali. Ketika kenyang seperti itu aku memasukkan tanganku (dalam mulut) agar aku bisa memuntahkannya.”_*
Ibnu Abi Hatim dari Ar Robi’ menambahkan (perkataan Imam Syafi’i),
لان الشبع يثقل البدن، ويقسي القلب، ويزيل الفطنة، ويجلب النوم، ويضعف عن العبادة
*“Karena yang namanya kenyang membuat*
*1).badan menjadi berat*, *2).hati menjadi keras*, 
*3).kecerdasan berkurang*,
*4). lebih banyak tidur* dan
*5). malas ibadah.*” (Siyar A’lamin Nubala, 10: 36)


Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
*_"Orang muslim makan dengan satu perut dan orang kafir makan dengan tujuh perut._*" (HR. Bukhari-Muslim)

*ANJURAN BANYAK LAPAR*

Diriwayatkan oleh Abu Juhaifah, dia bercerita: Aku makan dengan daging yang direndam dalam kuah. Lalu aku mendatangi Rasulullah dan aku bersendawa, beliau langsung berkata,
 _"Wahai bu Juhaifah, jauhkan sendawamu dari kami *Sesungguhnya orang yang paling banyak kenyang di dunia, maka dia paling banyak laparnya di hari kiamat.*"_ (HR. Hakim)

Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda: _"Barang siapa banyak kenyang dan banyak tidur, maka keraslah hatinya_ Kemudian beliau bersabda, *_“Setiap sesuatu mempunyai zakat dan zakat badan adalah lapar“_.* (HR. Ibnu Majah)

Salah satu kita berlapar lapar adalah dengan memperbanyak puasa, baik puasa wajib maupun sunnah, dan ingatlah jangan berlebihan saat makan sahur dan berbuka, karena akan malas taraweh, baca qur'an dan mentadaburinya, malas dalam ibadah apapun, dan akan menjadi sumber penyakit.

Wallahu a'lam

*Ditulis*
*_Farid Priandi_*
*Jum'at, 2 juni 2017*

Blog: faridahlussunnah.blogspot.com
FB: Ibnu Mikyad
IG: farid_priandi96
Youtube: Farid Priandi

Rabu, 11 Mei 2016

DZIKIR YANG SHAHIH PAGI DAN PETANG




oleH: Farid Priandi

Bismillah,
Alloh jalla wa a’la berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا . وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang
Diantara keutamaan dzikir secara umum adalah sebagaimana dalam nash-nash berikut ini:
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya lelaki dan perempuan muslim, lelaki dan perempuan mukmin, lelaki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, lelaki dan perempuan yang benar, lelaki dan peremuan yang sabar, lelaki dan perempuan yang khusyuk (dalam solat), lelaki dan perempuan yang bersedekah, lelaki dan perempuan yang berpuasa, lelaki dan perempuan yang menjaga kehormatannya, lelaki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar (QS. al-Ahzab: 35)
Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
“Maukah kamu aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi Raja-mu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu dari infak emas atau perak, dan lebih baik bagimu daripada bertemu dengan musuh­mu, lantas kamu memenggal lehernya atau mereka memenggal lehermu?” Para Sahabat yang hadir berkata: “Mau (wahai Rasulullah)!” Beliau bersabda: “Dzikir kepada Allah Yang Mahatinggi.” (HR. At-Tirmidzi no. 3377, Ibnu Majah no. 3790. Lihat pula Shahiih at-Tirmidzi III/139 dan Shahiih Ibni Majah 11/316)
مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
“Perumpamaan orang yang ingat akan Rabb-nya dengan orang yang tidak ingat Rabb-nya laksana orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR. Al-Bukhari dalam Fat-bul Baari XI/208 no. 6407)
Orang yang banyak berdzikir kepada Allah hatinya akan menjadi tenang.
أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“…Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28).
Adapun keutamaan dzikir pagi dan petang secara umum adalah lebih utama dari memerdekakan empat orang budak dari anak Isma’il sebagaimana hadits berikut ini:
Dari Anas bin Malik رضي الله عنه ia berkata: “Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda: ‘Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat Shubuh sampai terbit matahari lebih aku sukai dari memerdekakan empat orang budak dari anak Isma’il. Dan aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat ‘Ashar sampai terbenam matahari lebih aku cintai dari memerdekakan empat orang budak.'” (HR. Abu Dawud no. 3667, lihat Shahih Abi Dawud 11/698 no. 3114 – MisykaatulMashaabiih no. 970, hasan).
Akan lebih besar lagi keutamaannya jika dilakukan di masjid, sambil menunggu sholat Isyroq, kemudian sholat Isyroq dua roka’at. Hal ini biasa dilakukan oleh Nabi sholallohu ‘alaihi wa sallam
Jabir bin Samurah rådhiyallåhu ‘anhu menyifati petunjuk nabi shållallåhu ‘alayhi wa sallam, ia mengatakan:
كان لا يقوم من مصلاه الذي يصلي فيه الصبح أو الغداة حتى تطلع الشمس فىإ ذا طلعت الشمس قام
“Beliau tidak berdiri dari tempat shalatnya -dimana beliau melakukan shalat shubuh- hingga matahari terbit. Jika matahari telah terbit, (maka) beliau berdiri.”
[Shahiih Muslim (I/463) no. 670] 
Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ
Barangsiapa yang mengerjakan shalat shubuh dengan berjama’ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna.” (HR. Thobroni. Syaikh Al Albani dalam Shahih Targhib (469) mengatakan bahwa hadits ini shahih ligoirihi (shahih dilihat dari jalur lainnya)

LAFADZ-LAFADZ DZIKIR PAGI & SORE
1. Membaca:
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنْ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. Dari Anas yang dia memarfu’kannya (sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), “Sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah setelah shalat shubuh sampai terbitnya matahari lebih aku sukai daripada membebaskan/memerdekakan empat orang dari keturunan Nabi Isma’il (bangsa ‘Arab). Dan sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah setelah shalat ‘ashar sampai terbenamnya matahari lebih aku sukai daripada membebaskan empat orang (budak).” (HR. Abu Dawud no.3667 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih Abu Dawud 2/698)
2. Membaca ayat kursi (Al-Baqarah:255)
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. “Barangsiapa membacanya di pagi hari maka akan dilindungi dari (gangguan) jin sampai sore, dan barangsiapa yang membacanya di sore hari maka akan dilindungi dari gangguan mereka (jin).” (HR. Al-Hakim 1/562 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)
3. Membaca surat Al-Ikhlaash, Al-Falaq dan An-Naas.
Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang membacanya tiga kali ketika pagi dan ketika sore maka dia akan dicukupi dari segala sesuatu.” (HR. Abu Dawud 4/322, At-Tirmidziy 5/567, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/182)
4. Membaca:
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Jika sore hari membaca:
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ … رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا …
“AMSAYNA WA AMSAL MULKU LILLAHI WALHAMDU LILLAH. LAA ILAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIKA LAHU. LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA ‘ALA KULLI SYAY`IN QADIR. RABBI AS`ALUKA KHAYRA MAA FII HADZIHIL LAILAH, WA KHAYRA MAA BA’DAHA. WA A’UDZU BIKA MIN SYARRI MAA FII HADZIHIL LAILAH, WA SYARRI MAA BA’DAHA”
Dibaca sekali. (HR. Muslim 4/2088 no.2723 dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)
5. Membaca:
اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
“ALLOOHUMMA BIKA ASHBAHNAA, WABIKA AMSAYNAA, WABIKA NAHYA, WABIKA NAMUUT, WAILAYKAN NUSYUR. (Ya Allah dengan pertolongan-Mu kami berada di pagi hari, dan dengan pertolongan-Mu kami berada di sore hari, dan dengan kehendak-Mu kami hidup serta mati, dan kepada-Mu kami dikumpulkan).”
Jika sore hari membaca:
اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
“ALLOOHUMMA BIKA AMSAYNAA, WABIKA ASHBAHNAA, WABIKA NAHYA, WABIKA NAMUUT, WAILAYKAL MASHIR (Ya Allah dengan pertolongan-Mu kami berada di sore hari, dan dengan pertolongan-Mu kami berada di pagi hari, dan dengan kehendak-Mu kami hidup serta mati, dan kepada-Mu kami kembali).
Dibaca sekali. (HR. At-Tirmidziy 5/466, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)
6. Membaca:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
ALLAHUMMA ANTA RABBI LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTANI WA ANA ‘ABDUKA WA ANA ‘ALA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHA’TU A’UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA’TU. ABUU`U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA WA ABUU`U LAKA BIDZANBI FAGHFIRLI. FA INNAHU LAA YAGHFIRU ADZ-DZUNUUBA ILLA ANTA
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya dalam keadaan yakin dengannya ketika sore hari lalu meninggal di malam harinya, niscaya dia akan masuk surga. Dan demikian juga apabila di pagi hari.” (HR. Al-Bukhariy 7/150)
7. Membaca:
اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ. اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
ALLAHUMMA ‘AFINI FII BADANII, ALLAHUMMA ‘AFINI FII SAM’II, ALLAHUMMA ‘AFINII FII BASHARII, LAA ILAAHA ILLA ANTA (Ya Allah, berikanlah kesehatan buat badanku, buat pendengaran dan penglihatanku, tiada sembahan yang berhak disembah selain Engkau) ALLAHUMMA INNII A’UDZU BIKA MINAL KUFRI WAL FAQRI, ALLAHUMMA INNII A’UDZUBIKA MIN ‘ADZABIL QABRI, LAA ILAAHA ILLA ANTA (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung diri kepada-Mu dari kekufuran, dan kefakiran, Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Engkau)
Dibaca 3x ketika pagi dan sore. 
disebutkan dalam hadits, Dia (Abu Bakrah) menjawab: “Benar, wahai anakku, sesungguhnya aku mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa dengan semua itu, maka aku suka jika aku berjalan di atas sunnahnya.” Diriwayatkan oleh (1) Imam Ahmad dalam Musnadnya No. 20430, (2)Imam Al Bukhari dalam Adabul Mufrad No. 701(HR. Abu Dawud 4/324, Ahmad 5/42, An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.22 dan Ibnus Sunniy no.69dan dihasankan sanadnya oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz di dalam Tuhfatul Akhyaar hal.26)

8. Membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِيْ دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْ، وَآمِنْ رَوْعَاتِيْ، اللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ، وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
“ALLAHUMMA INNII AS`ALUKAL ‘AAFIYATA FIDDUN-YAA WAL AAKHIRAH. ALLAHUMMA INNI AS`ALUKAL ‘AFWA WAL ‘AAFIYATA FI DIINII WA DUN-YAAYA WA AHLII WA MAALI. ALLAHUMMASTUR ‘AURAATII WA AAMIN RAW’AATI. ALLAHUMMAHFADZHNII MIN BAYNI YADAYYA WA NIN KHALFII WA ‘AN YAMIINII WA ‘AN SYIMAALII WA MIN FAUQII. WA A’UUDZU BI’AZHAMATIKA AN UGHTAALA MIN TAHTII (Ya Allah, aku memohon kepada-mu keselamatan di dunia dan di akhirat. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu pemaafan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan harta. Ya Allah, tutupilah semua auratku, dan amankanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, jagalah aku dari depan, belakang, sisi kanan, sisi kiri, dan dari atas. Aku berlindung kepada-Mu dengan kebesaran-Mu agar aku tidak diserang dari arah bawah)
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)
9. Membaca:
اللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا، أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidziy, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)
10. Membaca:
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
BISMILLAHI AL-LADZI LAA YADHURUU MA’A ISMIHI SYAY`UN FIL ARDHI WALAA FIS SAMAA`, WAHUWAS SAMI’UL ‘ALIM (Dengan menyebut nama Allah yang tidaklah sesuatu yang ada di bumi dan di langit akan celaka dengan nama-Nya, dan Dia Maha mendengar lagi Maha mengetahui),”
Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan tiga kali ketika sore, tidak akan membahayakannya sesuatu apapun.” (HR. Abu Dawud 4/323, At-Tirmidziy 5/465, Ibnu Majah dan Ahmad, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)
11. Membaca:

اللهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ، وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ

Allahumma inna na’udzubika an nusyrika bika syai’an na’lamuh wa nastagfiruka lima laa na’lamuh.”

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari menyekutukanMu dengan sesuatu yang kami ketahui, dan kami memohon ampunanMu dari apa-apa yang tidak kami ketahui.”
Diriwayatkan (1) Imam Ahmad dalam Musnadnya No. 19606, (2) Thabarani dalam Al Mu’jam Al Awsath No. 3503, (3) Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf, Juz 7, Bab 61, No. 1, (4) Imam Al Bukhari dalam Tarikh Al Kabir, Juz. 9, Hal. 58. Hadits ini didhaifkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth, lantaran kemajhul-an Abu Ali Al Kahili. Syaikh Al Albani telah menilai hadits Abu Musa ini sebagai hasan li ghairih. (Shahih At Targhib wat Tarhib No. 36) lantaran adanya penguat dari jalur Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu.
12. Membaca:
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Al-Hakim dan beliau menshahihkannya serta disepakati oleh Adz-Dzahabiy 1/545, lihat Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)
13. Membaca:
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ الإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
“ASHBAHNAA ‘ALA FITHRATIL ISLAM WA ‘ALA KALIMATIL IKHLASH, WA ‘ALA DIINI NABIYYINAA MUHAMMADIN SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM, WA ‘ALA MILLATI ABIINAA IBRAHIMA HANIIFAN MUSLIMAN, WA MAA KAANA MINAL MUSYRIKIN (Di pagi hari kami berada di atas fithrah Islam, di atas kalimat ikhlash serta di atas agama Nabi kami Muhammad shallallahu alaihi wasallam, dan di atas millah Ibrahim yang lurus dan muslim, dan dia bukan termasuk orang musyrik)
Jika sore hari membaca:
  أَمْسَيْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ الإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Dibaca sekali. (HR. Ahmad 3/406, 407, Ibnus Sunniy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.34, lihat Shahiihul Jaami’ 4/209)
14. Membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
SUBHANALLAHI WABIHAMDIHI
Dibaca 100x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang membacanya seratus kali ketika pagi dan sore maka tidak ada seorang pun yang datang pada hari kiamat yang lebih utama daripada apa yang dia bawa kecuali seseorang yang membaca seperti apa yang dia baca atau yang lebih banyak lagi.” (HR. Muslim 4/2071)
15. Membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
LAA ILAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIKA LAHU. LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ALA KULLI SYAY`IN QADIR (Tiada sembahan yang haq selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Dialah yang memiliki alam semesta dan segala puji hanya bagi-Nya. Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu)
Dibaca 10x. (HR. An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailahno.24, lihat Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/272)
Atau dibaca sekali ketika malas/sedang tidak bersemangat. (HR. Abu Dawud 4/319, Ibnu Majah, Ahmad 4/60, lihat Shahih Abu Dawud 3/957 dan Shahih Ibnu Majah 2/331)
Dalam hadits disebutkan bahwa barangsiapa yang menyebutkan dzikir tersebut sebanyak 10 x, Allah akan mencatatkan baginya 10 kebaikan, menghapuskan baginya 10 kesalahan, ia juga mendapatkan pahala semisal memerdekakan 10 budak, Allah akan melindunginya dari gangguan setan, dan jika ia mengucapkannya di sore hari, ia akan mendapatkan keutamaan semisal itu pula. Diriwayatkan Nasai no. 24 dari hadits Abu Ayyub Al Anshori radhiyallahu ‘anhu. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib (1/272, no. 650), Tuhfatul Akhyar – Syaikh Ibnu Baz. Dan HR. Abu Daud no. 5077, Ibnu Majah no. 3867, Ahmad 4/60. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib (1/270), Shahih Abu Daud (3/957), Shahih Ibnu Majah (2/331), Zaadul Ma’ad (2/377) dan dalamnya ada lafazh “10 x
16. Membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
LAA ILAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIKA LAHU. LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ALA KULLI SYAY`IN QADIR (Tiada sembahan yang haq selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Dialah yang memiliki alam semesta dan segala puji hanya bagi-Nya. Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu)
Dibaca 100x ketika pagi. “Barangsiapa yang membacanya seratus kali dalam sehari maka (pahalanya) seperti membebaskan sepuluh budak, ditulis untuknya seratus kebaikan, dihapus darinya seratus kesalahan, dan dia akan mendapat perlindungan dari (godaan) syaithan pada hari itu sampai sore, dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada apa yang dia bawa kecuali seseorang yang mengamalkan lebih banyak dari itu.” (HR. Al-Bukhariy 4/95 dan Muslim 4/2071)
17. Membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Dibaca 3x ketika pagi. (HR. Muslim 4/2090)
Dari Juwairiyah Radhiallahu ‘Anha (isteri nabi), bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluar darinya pagi-pagi sekali ketika shalat subuh, saat itu dia sedang di tempat shalatnya. Lalu ketika dhuha Nabi kembali dan dia masih duduk. Maka Nabi bersabda kepadanya: “Kau masih duduk saja sebagaimana tadi aku tinggalkan.” Juwairiyah menjawab: “Ya.” Lalu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Saya telah katakan setelahmu empat kalimat sebanyak tiga kali, yang seandainya kalimat itu ditimbang dengan apa yang kamu lakukan sejak tadi niscaya lebih berat. Diriwayatkan: (1) Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad No. 647, (2) Shahih Muslim no. 2726, (3) Abu Daud no. 1503. (4) Tirmidzi no.3626, (5) Nasai no. 1335, (6) Ibnu Majah no. 3808, dll.

18. Membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Dibaca sekali ketika pagi. (HR. Ibnus Sunniy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.54, Ibnu Majah no.925 dan dihasankan sanadnya oleh ‘Abdul Qadir dan Syu’aib Al-Arna`uth di dalam tahqiq Zaadul Ma’aad 2/375)
19. Membaca:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Dibaca 100x dalam sehari. (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baari 11/101 dan Muslim 4/2075)
20. Membaca:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Dibaca 3x ketika sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya ketika sore tiga kali maka tidak akan membahayakannya panasnya malam itu.” (HR. Ahmad 2/290, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/187 dan Shahih Ibnu Majah 2/266)
Barangsiapa membaca (doa di atas) Maka dia tidak akan dicelakakan oleh gigitan beracun pada malam itu. Diriwayatkan (1) At Tirmidzi No. 3605, Imam At Tirmidzi mengatakan: hadits ini hasan. Syaikh Al Albani menshahihkan. (Shahihul Jami’ No. 6427). (2) Imam Muslim dalam Shahihnya No. 2708, (3) Imam Ahmad dalam Musnadnya, No. 15709, 23083, 23650, Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: shahih. (4) Ibnu Majah dalam Sunannya No. 3518, dari Abu Hurairah. Juga No. 3547, dari Khaulah binti Hakim, semuanya shahih. (5) Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya No. 2566, dari Khaulah binti Hakim, (6) Imam Malik dalam Al Muwaththa’ No. 1763, (7) Imam Ad Darimi dalam Sunannya No. 2680, (8) Ibnu Hibban dalam Shahihnya No. 2700, (9) Al Hakim dalam Al Mustadraknya No. 8280, dari Abu Hurairah, katanya shahih sesuai syarat Imam Muslim, (10) Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 10102, (11) Imam Abu Ya’la dalam Musnadnya No. 6688, dari Abu Hurairah.


Sumber :
Dzikir Pagi & Petang, Karya : Yazid Abdul Qadir Jawaz Hafidzahullah
https://abuabdurrohmanmanado.org/tag/dzikir-pagi-dan-petang-ustadz-yazid/
http://www.pksnongsa.org/2013/02/shahih-wirid-al-matsurat-bacaan-dzikir.html
https://abumuhammadblog.wordpress.com/2013/05/20/keutamaan-dzikir-pagi-dan-petang-yang-sangat-menggiurkan/

Rabu, 04 Mei 2016

HAFAL AL-QUR'AN DI LUAR KEPALA


Motvasi Diri
oleh: Farid Priandi

Bismillah,
sungguh menjadi penghafal al-Qur'an adalah hal yang utama dalam beragama. Sebelum belajar ilmu-ilmu lain dalam agama hendaklah jadi penghafal al-Qur'an terlebih dahulu, walaupun tidak keseluruhan al-Qur'an, tapi paling tidak ada hafal kita dan kita pahami kandungannya, kemudian berusaha untuk hafal keseluruhannya sambil belajar ilmu yang lain.

"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur'an, dan Kami benar-benar memeliharanya" (QS. Al-Hijr: 9)

Allah memelihara alQur'an lewat otak dan hati para hamba-Nya yang mau menghafal, lihatlah betapa sulitnya bahkan tak mampu org2 kafir merusak al-Qur'an meski dari dalam.
Mereka berusaha merusak al-Qur'an tapi para penghafal al-Qur'an yang mengetahuinya langsung memperbaikinya.
Tidak ada penghafal kitab lain yg terbaik , hanya ISlam yg punya para penghafal kitab sucinya.
maka maukah kita jadi penghafal al-Qur'an???
Inilah beberapa TIPSnya:

1. Niat Yang Lurus
"Sesunguhnya suatu amalan tergantung pada niatnya, seorang akan mendapatkan sesuai apa yg ia niatkan...." (HR. Bukhari dan Muslim)

niatkanlah dalam diri bahwasanya kita ingin menghafal al-Qur'an agar menjadi keluarga Allah,
"....Ahlul Qur'an, mereka adalah keluarga Allah dan org2 khusus-Nya" (HR. Ahmad dan Ibnu Madjah)



2. Kalahkan Kemalasan
sesunggunya sebagian besar dr kemalasan adalah berasal dari syaithan, mereka berusaha menghalang-halangi kita dari berbuat kebaikan.
apabila datang rasa malas maka ucapkanlah TA'AWWUDZ atau ketika berdo'a maka berdo'alah
"Allahumma inni a'uudzubika minal hammi wal hazan, wal 'ajzi wal kasal, wal bukhli wal jubn, wa dhalaa'id daini wa ghalabatir rijaal"
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari gundah dan susah, malas dan lemah, pelit dan pengecut, dan terbelit hutang dan kesewenangan orang lain)

3. Bangkitkan Kesungguhan dan Keyakinan
"aku ingin menjadi Qari' dan HAfidz" daripada jadi penyanyi baik jadi qari' sekaligus hafidz al-Qur'an, tak mulia di hadapan org tapi mulia di hadapan Allah.

4. Belajar Tadjwid
wajib bagi umat islam untuk mempelajari tadjwid dengan baik dan benar, karena bisa menjadi ukuran sah atau tidak sahnya shalat, bisa jadi bacaan al-Fatihah saja kita salah.
tidak perlu hafal teori, yg penting bisa prakteknya, belilah buku panduan tajwid dan belajarlah kepada seorang guru untuk referensi.
karena kalo udah hafal duluan baru belajar tadjwid akan repot, nanti hafalan sebelumnya yag salah2 hukum tadjwidnya tidak bisa kita EDIT begitu saja, tapi harus DIINSTAL ULANG, agar benar bacaannya.

5. Belajar Langgam Al-Qur'an
melagukan al-Qur'an salah satu mempermudah dalam menghafal, langgam al-Qur'an ada 7, yaitu:
-Bayati
-Hijaz
-Nahawand
-Jiharkah
-Sikah
-Soba
-Rast
pilihlah yang mana paling enak bagi kita, melanggamkan al-Qur'an merupakan salah satu motivasi juga untuk menjadi seorang Qori'
bagi saya yang enak adalah JIHARKAH dan NAHAWAND, kalo Jiharkan cocok karena kita org melayu cocok dengan nada seperti mendayu dayu, kalau Nahawand krn enak didengar. seperti Syeikh Mishary Alafasy

6. Memperhatikan Adab-Adabnya
ialah apabila memegang mushaf hendaknya:
- dalam keadaan suci (kecuali menggunakan HP)
- hati yang FOKUS (Khusyuk)
- duduk dengan sopan
- menghindarkan al-Qur'an dr hal-hal yg tak pantas
- Memulai dengan TA'AWWUDZ
- Menangis
- dll.

7. Pilih Waktu Khusus
bagi seorang penghafal Qur'an sudah semestinya memeiliki waktu khusus agar fokus dalam menghafal dan tidak berkata "nanti nanti saja"
khususkanlah waktu dalam menghafal, ini bukan bid'ah, karena menghafal bukan ibadah yg mahdhah (penghambaan secara langsung kepada Allah)
misalnya, SATU JAM Setelah Sahalat Tahajjud, atau setelah shalat subuh selama 1 jam atau 2 jam.
pilihlah waktu yg tepat, jangan saat kita lelah, karena akan menghilangkan kefokusan kita dalam menghafal

8. Membaca Dengan TArtil
tartil yang dimaksud adalah Pelan yang tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat, tapi sedang, dan memperhatikan kaidah-kaidah tadjwid.
dengan bacaan tartil pun kita bisa sambil me,baca artinya sekaligus mentadabburinya.

9. Pilih Mushaf Khusus
yang saya sarankan adalah mushaf yg :
-terdiri dari 15 baris setiap halamannya
-terjemahan tanpa takwil
-tulisannya jelas
-mudah dibawa kemana-mana

10. TEntukan Target
target yg sesuai dengan kemampuan kita saja, jangan yg terlalu sulit dan terlalu mudah, jangan misal target 1 hari 1 juz hafal,,,, atau 1 bulan hafal 1 halaman,,, TAPI sedang2 saja, 1 hari 1 halaman atau 1/2 halaman, atau sebulan 1 surah atau 5 halaman, dst....

yg pasti adalah, harus mennetukan target setiap hari dan perkuat hafalan, jangan menghafal yg baru sebelum hafal betul yg sebelumnya.

11. Hindari Maksiat dan Musik
karena tak akan bersatu antara gelap dan terang

12. IStiqomah dan Sabar
kalau tak istiqomah percuma saja, mimpi jadi penghafal Qur'an usai sudah, gunanya diatur jadwal khusus perhari adalah untuk mengistiqomahkan kita dalam menghafal. juga harus sabar apabila ada kesulitan maka permudahlah dan jangan putus asa, kalau bawaannya tak sabar maka akan susah menghafal, menghafal memang lama, tapi kita perlu sabar

13. Berdo'alah
inilah senjata paling ampuh umat ISlam
Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Tidak ada yang dapat menolak taqdir Allah ta’aala selain do’a. Dan Tidak ada yang dapat menambah umur seseorang selain perbuatan baik.” (HR Tirmidzi 2065)

14. Rajin Mengulang Hafalan

Ini juga adalah modal yang amat utama. Bukanlah yang paling urgent, kita rajin menambah hafalan. Yang lebih penting adalah mengulang dan terus mengulang setiap hari. Oleh karena itu, para ulama memberi kiat agar kita bisa menambah diikuti dengan mengulang (muroja’ah) hafalan. Karena jika kita hanya rajin menambah, hafalan terdahulu bisa cepat hilang. Itulah jadi sebab mengapa para penghafal Al Qur’an jadi putus di tengah jalan.

Dari Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا مَثَلُ صَاحِبِ الْقُرْآنِ كَمَثَلِ الإِبِلِ الْمُعَقَّلَةِ إِنْ عَاهَدَ عَلَيْهَا أَمْسَكَهَا وَإِنْ أَطْلَقَهَا ذَهَبَتْ

“Sesungguhnya orang yang menghafalkan Al Qur’an adalah bagaikan unta yang diikat. Jika diikat, unta itu tidak akan lari. Dan apabila dibiarkan tanpa diikat, maka dia akan pergi.” (HR. Bukhari no. 5031 dan Muslim no. 789).

Dalam riwayat Muslim yang lain terdapat tambahan,

وَإِذَا قَامَ صَاحِبُ الْقُرْآنِ فَقَرَأَهُ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ ذَكَرَهُ وَإِذَا لَمْ يَقُمْ بِهِ نَسِيَهُ

“Apabila orang yang menghafal Al Qur’an membacanya di waktu malam dan siang hari, dia akan mengingatnya. Namun jika dia tidak melakukan demikian, maka dia akan lupa.” (HR. Muslim no. 789). Moga Allah memudahkan kita untuk menjadi ahli Al Qur’an.
demikianlah tips2nya, yg mau nambahkan silahkan, ini hanya sebagian saja, dan perlu diketahui, ini sebagai motivasi agar saya bisa hafal al-Qur'an. aamiin :)